REMBUG BUDAYA SIDOARJO : LANGKAH BESAR BUDAYAWAN SIDOARJO DALAM PELESTARIAN WARISAN DAN POSISI DALAM PILKADA
Sidoarjo~www.Pilarcakrawala.News|Dalam upaya mengukuhkan peran budayawan dalam kehidupan masyarakat dan Pilkada Sidoarjo, Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Sidoarjo, di bawah pimpinan Ainull Yaqin, menyelenggarakan acara “Rembug Budaya” dengan tema “Posisi Budayawan dalam Lingkaran Pilkada Sidoarjo.” Acara yang digelar di lokasi ikonik Sendang Urang Agung, Kelurahan Urang Agung, Sidoarjo 27 Oktober 2023, ini berhasil menarik lebih dari 200 budayawan dari 27 komunitas budaya yang tersebar di seluruh Sidoarjo. Para budayawan yang hadir merasa terpanggil untuk memperjuangkan pelestarian budaya di tengah gempuran modernisasi.
Turut hadir dalam acara ini adalah sejumlah tokoh penting, termasuk Calon Bupati Sidoarjo H. Achmad Amir Aslichin, Ketua Dewan Kesenian Daerah (Dakesda) Sidoarjo Ribut Wiyoto, Ketua FPK Jawa Timur Ki Bagong Sabdo Sinukerto, dan Ketua FPK Sidoarjo Ainull Yaqin. Keberadaan tokoh-tokoh ini bukan hanya memperkuat acara, tetapi juga menjadi simbol pentingnya peran budaya dalam ranah politik dan pemerintahan, terutama dalam Pilkada Sidoarjo yang akan datang.
Acara dimulai dengan khidmat melalui lantunan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” oleh seluruh peserta, diikuti dengan pembacaan syair Mocopat oleh para budayawan. Mocopat sendiri merupakan puisi Jawa kuno yang berakar dari akhir masa Majapahit dan diyakini diperkenalkan oleh Walisongo sebagai media dakwah. Puisi ini memiliki struktur unik, dengan setiap bait terdiri dari baris-baris kalimat yang disebut gatra, serta memiliki jumlah suku kata tertentu atau guru wilangan yang membedakan Mocopat dari puisi lainnya. Dengan ragam tembang seperti cilik, tengahan, dan gede, Mocopat menjadi bukti nyata kekayaan budaya yang diwariskan oleh leluhur dan terus hidup di hati masyarakat Jawa.
Saat sesi sambutan, H. Achmad Amir Aslichin menyampaikan apresiasinya yang tinggi terhadap semangat para budayawan dalam melestarikan budaya lokal. “Saya sangat salut dan berterima kasih atas dedikasi para budayawan Sidoarjo dalam menjaga dan melestarikan budaya kita. Untuk mendukung upaya ini, saya sudah menyediakan rumah budaya saya, yaitu Malik Ibrahim, yang bisa digunakan oleh para budayawan di Sidoarjo,” ujarnya. Achmad Amir menekankan bahwa kebudayaan bukan hanya tentang seni, tetapi juga mencakup nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Baginya, kekayaan budaya seperti seni tari, ludruk, wayang kulit, dan lainnya adalah harta yang harus dijaga dan terus dikembangkan.
Acara mencapai puncaknya saat sesi tanya jawab dibuka. Para budayawan dengan antusias mengemukakan harapan dan aspirasi mereka terhadap peran pemerintah dalam mendukung pelestarian budaya di Sidoarjo. Ki Dalang Wayang Gagrak Porongan dari Candi Pari, Porong, sebagai salah satu tokoh yang hadir, menyuarakan harapannya agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih besar kepada para budayawan. “Siapa lagi yang akan melestarikan budaya Jawa jika bukan kita, para budayawan? Kami berharap, jika Mas Iin terpilih sebagai Bupati, budaya seperti Gagrak Porongan ini dapat lebih diperhatikan,” ungkapnya dengan penuh harap.
Menanggapi permintaan ini, H. Achmad Amir Aslichin dengan tegas menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan nyata bagi dunia budaya Sidoarjo. “Jika saya diberi amanah oleh masyarakat untuk memimpin Kabupaten Sidoarjo, saya akan memberikan ruang yang lebih luas bagi para budayawan agar mereka dapat mengekspresikan dan melestarikan karya-karya budaya. Tidak hanya itu, saya juga berencana untuk membangun gedung khusus yang akan menjadi pusat kegiatan budaya di Sidoarjo. Gedung ini nantinya akan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan budaya, seperti seni tari, Mocopat, dan lainnya. Dengan cara ini, saya berharap warisan budaya kita tidak hanya terjaga, tetapi juga dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” tutur Achmad Amir disambut tepuk tangan dan sorak dukungan dari para peserta.
Pernyataan ini menjadi angin segar bagi komunitas budaya di Sidoarjo, yang selama ini merindukan adanya perhatian lebih besar dari pemerintah. Dukungan dari calon pemimpin yang berkomitmen terhadap pelestarian budaya memberikan harapan baru bagi budayawan untuk terus berkarya dan menjaga identitas budaya di tengah era modernisasi yang semakin pesat. Para budayawan pun berharap janji ini dapat terwujud dan tidak hanya sekadar ucapan.
Rembug Budaya ini tidak hanya sekadar acara biasa, tetapi juga sebuah momentum penting bagi para budayawan Sidoarjo untuk bersatu dan memperjuangkan hak mereka dalam melestarikan budaya lokal. Kegiatan ini memperlihatkan kolaborasi yang harmonis antara budayawan dan calon pemimpin, serta menunjukkan bahwa budaya tetap menjadi elemen penting dalam identitas masyarakat Sidoarjo. Melalui Rembug Budaya, diharapkan kebudayaan lokal semakin berkembang dan terjaga, serta menjadi fondasi kuat dalam pembangunan karakter masyarakat Sidoarjo.
Dengan adanya komitmen dari calon pemimpin, acara ini menandai awal yang baik bagi para budayawan dalam mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah daerah. Diharapkan, langkah-langkah yang telah diusulkan oleh H. Achmad Amir Aslichin dapat terealisasi dan berdampak positif bagi perkembangan budaya di Sidoarjo. Rembug Budaya ini telah menunjukkan bahwa budaya bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki posisi strategis dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahan di Sidoarjo.(ED s)