Paslon Subandi – Mimik Idayana Dominasi Debat Kedua di Sidoarjo : Paparkan Konsep Smart City dan Program Pro – Rakyat Sidoarjo BAIK

167

SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news|Debat kedua antara pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo berlangsung seru di Aston Hotel, Kamis malam, 31 Oktober 2024. Debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo ini mengusung tema “Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Daerah.” Di tengah sorakan para pendukung yang memenuhi aula, paslon nomor urut 1, H. Subandi dan Hj. Mimik Idayana, tampil mendominasi dengan argumen yang kuat dan program kerja yang terstruktur.

Dalam sesi yang berlangsung selama 120 menit dan terbagi menjadi enam segmen, Subandi dan Mimik Idayana tampil percaya diri, menyajikan visi mereka dengan mantap dan terperinci. Mengedepankan gagasan pembangunan berbasis teknologi, kepedulian terhadap ekonomi kerakyatan, serta perhatian khusus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), keduanya mampu merebut perhatian penonton dan peserta debat lainnya.

Subandi dan Mimik Idayana menyadari bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang cepat dan efisien semakin meningkat. Menjawab kebutuhan ini, mereka mengusulkan penerapan konsep Smart City, yang akan membawa seluruh layanan publik di Sidoarjo berbasis digital. Sistem ini, menurut mereka, akan mencakup berbagai aspek pelayanan, mulai dari perizinan hingga pemantauan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kami akan mengintegrasikan berbagai aplikasi layanan yang ada di pemerintahan daerah agar menjadi satu platform terpusat. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu lagi kesulitan mengakses informasi atau layanan. Di bidang perizinan, misalnya, kami sudah mengadopsi sistem Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah pengurusan izin usaha secara daring, sehingga prosesnya lebih cepat, transparan, dan terpantau,” tegas Subandi.

Tidak hanya mempermudah akses publik, integrasi ini juga diharapkan menjadi alat pemantau kinerja ASN. “Dengan konsep Smart City ini, kami bisa mengawasi kinerja setiap instansi pemerintah, dan tidak ada lagi ruang bagi pegawai yang tidak bekerja maksimal karena semuanya termonitor secara elektronik. Kami ingin membangun budaya kerja yang jujur, profesional, dan transparan,” tambah Mimik Idayana. Program ini disambut tepuk tangan meriah dari pendukungnya yang tampak yakin pada konsep perubahan digital tersebut.

Selain konsep Smart City, Subandi dan Mimik Idayana juga memperkenalkan 14 Program Sidoarjo Baik, sebuah rangkaian kebijakan ekonomi dan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi kalangan yang kurang mampu. Program ini mencakup sejumlah inisiatif pro-rakyat, seperti penyediaan makanan gratis bagi fakir miskin dan dhuafa, serta dana bergulir sebesar Rp 50 juta bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan usaha kecil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

“Banyak UMKM yang kesulitan berkembang karena modal. Kami berkomitmen untuk mendukung mereka melalui dana bergulir sebesar Rp 50 juta agar usaha kecil dapat bertahan dan berkembang,” ujar Mimik. Selain itu, Subandi menambahkan bahwa pihaknya ingin merevitalisasi warung-warung rakyat melalui program bedah 2.000 warung, sehingga ekonomi kerakyatan di tingkat akar rumput dapat hidup kembali.

Salah satu inisiatif lain yang mencuri perhatian adalah alokasi Bantuan Keuangan Khusus (BKK) senilai Rp500 juta untuk setiap desa di Sidoarjo. Bantuan ini diharapkan menjadi sumber dana bagi pemerintah desa untuk mempercepat pembangunan lokal serta membantu masyarakat yang membutuhkan. “Kami ingin memastikan pembangunan desa di Sidoarjo tidak berjalan lambat. Dengan pengalaman kami di pemerintahan, kami yakin bisa mempercepat pembangunan hingga ke pelosok desa,” jelas Subandi.

Di bidang pendidikan, pasangan Subandi-Mimik menunjukkan komitmen mereka untuk memperkuat SDM melalui peningkatan kuota beasiswa bagi anak-anak Sidoarjo yang kurang mampu, khususnya anak-anak yatim. Selama ini, program beasiswa telah berjalan, dengan sekitar 10 ribu anak yang mendapat bantuan pendidikan. Namun, Subandi-Mimik berencana untuk menambah jumlah penerima beasiswa ini hingga 20 ribu anak, agar semakin banyak generasi muda Sidoarjo yang bisa menempuh pendidikan tanpa khawatir soal biaya.

“Kami tidak ingin ada lagi anak-anak Sidoarjo yang putus sekolah hanya karena keterbatasan ekonomi. Dengan menambah kuota beasiswa ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi SDM lokal untuk kemajuan daerah,” ujar Subandi penuh keyakinan.

Program beasiswa ini tidak hanya memberi dampak jangka pendek, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang yang diharapkan mampu membawa perubahan signifikan bagi Sidoarjo di masa depan. Subandi dan Mimik percaya bahwa pendidikan adalah dasar dari pembangunan yang berkelanjutan, dan mereka bertekad menjadikan Sidoarjo sebagai daerah yang unggul dalam SDM.

Debat kedua ini memperlihatkan bagaimana Subandi dan Mimik Idayana mampu mendominasi panggung dengan argumen yang terarah dan meyakinkan. Dalam setiap sesi, keduanya tampak menguasai materi dan mampu menjawab pertanyaan dengan gamblang dan tegas. Pendukung mereka pun tampak antusias dan optimis, melihat program-program yang dipaparkan sebagai harapan baru bagi Sidoarjo yang lebih baik.

Pasangan ini tak hanya fokus pada pembenahan sistem pemerintahan, tetapi juga menyentuh persoalan-persoalan nyata yang dialami masyarakat sehari-hari. Dengan 14 program unggulan yang disusun dengan matang, mereka mengusung perubahan yang menyentuh berbagai sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga kesejahteraan sosial.

Bagi masyarakat Sidoarjo, Subandi dan Mimik Idayana tampak menawarkan paket kepemimpinan yang solid dan jelas. Visi dan misi mereka yang mengusung perubahan berbasis digital, ekonomi kerakyatan, serta komitmen pada pengembangan SDM, menghadirkan harapan bahwa pemerintahan baru nanti benar-benar akan membawa Sidoarjo ke arah yang lebih baik.

Dengan dominasi yang kuat di panggung debat, pasangan Subandi-Mimik tidak hanya berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam merumuskan dan menyampaikan program-program kerja, tetapi juga meyakinkan publik bahwa mereka memiliki solusi nyata untuk berbagai tantangan yang dihadapi Sidoarjo.

Warga Sidoarjo kini menantikan hasil dari kontestasi ini, berharap siapapun yang terpilih nanti benar-benar membawa perubahan positif. Melalui program-program yang dirancang dengan menyeluruh, baik dalam aspek teknologi, ekonomi, sosial, maupun pendidikan, Subandi dan Mimik Idayana tampak menawarkan masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan bagi seluruh masyarakat Sidoarjo.

Debat kedua ini menjadi panggung yang berhasil dimanfaatkan oleh Subandi-Mimik untuk menegaskan visi mereka. Kini masyarakat Sidoarjo tinggal menunggu apakah ide-ide tersebut dapat direalisasikan dan menjadi solusi bagi berbagai persoalan daerah. Terlepas dari hasil akhirnya, warga Sidoarjo tentunya berharap agar kepemimpinan yang terpilih nantinya mampu menghadirkan perubahan nyata yang diidamkan seluruh lapisan masyarakat.(ED s/As)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.