SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news|Ketua Umum Java Corruption Watch (JCW), Sigit Imam Basuki, ST, memberikan perhatian serius terhadap kondisi bangunan SMPN 2 Prambon, Desa Kajar tenguli, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Gedung sekolah yang baru dibangun satu tahun ini ternyata sudah menunjukkan banyak kerusakan, mulai dari tembok retak, paving bergelombang, hingga genting yang nyaris jatuh. Situasi ini memicu keprihatinan besar mengingat bangunan sekolah adalah fasilitas utama yang harus menjamin keamanan dan kenyamanan siswa serta tenaga pengajar.
Laporan mengenai kerusakan bangunan tersebut pertama kali diterima Sigit dari sumber terpercaya. Mendengar hal itu, Sigit tidak tinggal diam. Ia langsung melakukan kunjungan investigasi ke SMPN 2 Prambon pada Rabu (08/01/2025) untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Saat tiba di lokasi, Sigit disambut oleh Wakil Kepala Sekolah, Arif Budi Slamet, lantaran Kepala Sekolah sedang bertugas di luar.
Hasil investigasi di lapangan sungguh mengejutkan. Sigit menemukan berbagai kerusakan yang dinilai tidak seharusnya terjadi pada bangunan baru. “Saya sangat prihatin melihat kondisi bangunan ini. Padahal baru satu tahun, tapi sudah seperti ini. Ini jelas ada yang tidak beres dalam proses pembangunannya,” ujar Sigit.
Dalam kunjungannya, Sigit menemukan sejumlah kerusakan yang cukup parah, antara lain:
1. Tembok retak dari bawah hingga atas di beberapa bagian bangunan.
2. Halaman sekolah yang dipaving terlihat bergelombang, menunjukkan indikasi pemadatan tanah yang tidak maksimal.
3. Genting di bagian tepi hampir jatuh karena tidak terpasang dengan baik.
4. Keramik lantai pecah, memperlihatkan ketidakcermatan dalam pengerjaan.
5. Sambungan bangunan yang retak, menimbulkan kekhawatiran soal daya tahan struktur.
6. Saluran air tanpa penutup, yang berpotensi membahayakan siswa jika terperosok.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Kepala Sekolah, Arif Budi Slamet, menjelaskan bahwa pembangunan gedung SMPN 2 Prambon dilakukan dalam dua tahap oleh kontraktor yang berbeda. Tahap pertama sudah berdiri sebelum mereka menempati sekolah ini pada PPDB tahun 2024.
“Untuk bangunan tahap pertama, kami tidak tahu siapa kontraktornya karena itu urusan Dinas Pendidikan. Jika ada kerusakan, kami hanya bisa melaporkan ke dinas karena bangunan ini masih dalam masa garansi,” ujar Arif kepada awak media.
Namun, ia mengakui bahwa banyak kekurangan pada tahap pertama, seperti pavingisasi yang bergelombang, saluran air yang terputus, dan U-ditch yang belum memiliki penutup. Sementara itu, tahap kedua dikerjakan oleh kontraktor bernama Dedi. “Untuk tahap kedua, kami lebih mudah berkoordinasi. Kalau ada keluhan, kami bisa langsung menghubungi Pak Dedi,” tambahnya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, Ketua Umum JWI meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap hasil pekerjaan kontraktor. Sigit menilai, temuan kerusakan tersebut menunjukkan indikasi kuat bahwa pembangunan tidak dilakukan sesuai spesifikasi teknis yang seharusnya.
“Dinding retak, genting tidak terpasang dengan benar, paving bergelombang, hingga saluran air yang dibiarkan terbuka jelas menunjukkan ketidakseriusan pihak kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan ini,” tegas Sigit.
Ia juga menyoroti risiko besar yang mengancam keselamatan siswa. “Bayangkan jika ada siswa yang terperosok ke saluran air tanpa penutup, bisa-bisa terjadi kecelakaan serius. Hal ini tidak boleh dianggap sepele. Ini menyangkut keselamatan jiwa anak-anak kita,” ujarnya dengan nada geram.
Jika masalah ini tidak segera ditindaklanjuti, Sigit memastikan pihaknya akan melaporkan kasus ini ke Aparat Penegak Hukum (APH). “Kami tidak segan melibatkan APH untuk menyelidiki pekerjaan amburadul ini. Kontraktor, konsultan pengawas, dan dinas terkait harus bertanggung jawab,” tandasnya.
Kasus ini menjadi cermin penting bagi pemerintah dan pihak terkait dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas pada proyek pembangunan fasilitas pendidikan. Dengan anggaran yang tidak sedikit, kualitas bangunan harus memenuhi standar yang layak dan aman bagi para penggunanya.
Diharapkan, langkah cepat dan tepat segera diambil untuk memperbaiki kerusakan yang ada dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Karena di balik tembok sekolah yang kokoh, terdapat masa depan generasi bangsa yang harus dijaga dan dilindungi.(ED s)