SIDOARJO – Suasana penuh semangat dan gotong royong mewarnai lahan seluas ±2.100 m² milik Pondok Pesantren Al-Hidayah, Desa Ketegan, Kecamatan Tanggulangin, saat Forkopimka Tanggulangin bersama para santri dan pengurus pondok melakukan penanaman jagung secara simbolis, Rabu (6/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak penanaman jagung se-Jawa Timur, dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional tahun 2025.
Dengan cangkul dan bibit di tangan, aparat Forkopimka dan para santri bahu-membahu menyemai harapan besar di balik butiran jagung yang ditanam. Penanaman ini bukan sekadar rutinitas pertanian, melainkan simbol komitmen bersama antara institusi negara dan lembaga pendidikan keagamaan untuk menjawab tantangan krisis pangan di masa depan.
Bibit jagung ditanam langsung oleh perwakilan Forkopimka, pengurus pondok, dan para santri. Momen ini menjadi bentuk nyata pemanfaatan lahan pesantren untuk mendukung pertanian berkelanjutan, sekaligus membentuk karakter santri yang peduli terhadap ketahanan pangan bangsa.
Setelah kegiatan lapangan, para peserta berkumpul di area pondok untuk mengikuti siaran langsung bersama Kapolri melalui kanal YouTube. Dalam sambutannya, Kapolri menekankan pentingnya peran strategis pesantren, TNI-Polri, serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan Indonesia. “Pesantren adalah benteng moral sekaligus pusat kekuatan rakyat. Saatnya kita bergerak bersama menanam, menjaga, dan menuai untuk negeri,” ucap Kapolri dalam tayangan tersebut.
Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Tak hanya menanam jagung, Forkopimka dan para santri juga menanam nilai-nilai kebersamaan, kemandirian, dan kepedulian terhadap masa depan bangsa.
“Ini bukan sekadar tanam jagung. Ini adalah upaya nyata menjadikan pesantren sebagai garda depan ketahanan pangan,” ungkap salah satu pengurus ponpes.
Melalui kegiatan ini, para santri tidak hanya mendapat ilmu agama, tapi juga dibekali wawasan kebangsaan dan kecakapan hidup. Harapannya, kolaborasi seperti ini bisa direplikasi di berbagai wilayah sebagai langkah nyata membangun bangsa dari akar rumput dari pondok ke sawah, dari doa ke kerja nyata.(Nic)