Arik Bunker Uduk Kolektor Motor Antik Yang Tidak Kapok Meski Sering Mogok

386

Surabaya~www.pilarcakrawala.news|Bermula dari rasa penasaran dengan motor antik,Arik Bunker Uduk (44) akhirnya menjadi pehobi, sekaligus kolektor motor antik. Meski sering mogok saat dipakai, ia tak kapok berburu motor-motor antik.

Mengembalikan kondisi sepeda motor seperti sedia kala atau restorasi merupakan salah satu upaya yang kerap dilakukan pecinta roda dua agar tunggangannya tetap menarik.

Biasanya, langkah tersebut dilakukan pada motor era perang dunia ke dua yang sudah berusia tua atau tak diproduksi di negaranya lagi. Alasannya beragam, mulai dari ingin melestarikan sejarah sampai bernostalgia.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengusaha di Surabaya, Jawa Timur, Arik Bunker Uduk (44) yang hobi mengoleksi motor lama dan merestorasinya.

Sebuah motor jenis BMW buatan german tahun 1955 dan HMW 1955 Austria, terparkir di depan rumah Arik Bunker Uduk warga Bratang Gede, Kecamatan wonokromo, surabaya dengan pernak pernik antikan.

Dari hobinya ini, Arik kini sudah mengumpulkan 15 unit kendaraan dengan berbagai model.

“Ya karna memang awalnya saya itu suka sama motor tua mulai sekolah SMA dan mempunyai motor jepangan dan sampai sekarang bisa mengkoleksi motor tua jenis HD WLA 1942 dan sudah terkumpul 15 unit kendaraan dari berbagai merk”,kata pria yang kerap disapa Arik kepada media pilar cakrawala.news, Sabtu (2/9/2023).

“Harganya, jangan ditanya, Meski tua, bisa sampai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Seperti jenis HD WLA 1942 karena tergolong langka”,ungkapnya.

Untuk memiliki motor tua, kata Arik, setidaknya harus bisa mbengkel. Sebab, perawatan dan pemeliharaannya tidaklah murah. Bisa sampai dua kali lipat, bahkan lebih dari motor keluaran baru.

Onderdil atau spare part juga tidak mudah didapat. Harus melakukan “kanibal” dengan spare part kendaraan lain. Kalaupun orisinil, harus menyiapkan dana lebih.

Sebab, barangnya hanya ada di luar negeri. “Onderdilnya susah. Perawatannya pun tidak murah,” ulasnya.

Walau demikian, ia kekeh dengan hobinya. Padahal, harganya tak murah. Perawatannya juga mahal. Lalu, barang yang diincarnya, juga tidak selalu ada di Surabaya atau Jawa Timur.

“Saya pernah berburu motor antik sampai ke hingga Medan,” tuturnya.(Akr/Bs)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.