BUMDes Tunas Jaya dan Yayasan Yatim Kepodang Mandiri Kepadangan Dukung Konsolidasi Regional Program MBG Jawa Timur 2025

16

Surabaya//www.Pilarcakrawala.news| Semangat kolaborasi dan sinergi untuk membangun masyarakat desa yang mandiri dan sejahtera menggema di Gedung Jatim Expo Surabaya, Selasa (7 Oktober 2025). Dalam suasana penuh semangat kebersamaan, berlangsung kegiatan Konsolidasi Regional Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting tingkat nasional dan daerah, termasuk Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.

 

Acara ini menjadi momentum besar dalam memperkuat komitmen seluruh elemen bangsa untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan Program MBG, sebuah inisiatif yang tidak hanya berorientasi pada pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga mengakar pada pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga di tingkat desa.

 

Dari Kabupaten Sidoarjo, turut hadir dua figur inspiratif yang menjadi ujung tombak pemberdayaan masyarakat di akar rumput, yakni Sulaiman, S.Sos, selaku Pengawas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunas Jaya sekaligus Penanggung Jawab Yayasan Yatim Kepodang Mandiri (YYKM), serta Hj. Nurul Aini, Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Kepadangan, Kecamatan Tulangan. Kehadiran mereka mencerminkan kepedulian dan kesungguhan desa dalam mendukung setiap langkah pemerintah untuk menyejahterakan rakyat melalui sinergi lintas lembaga.

 

Dalam wawancara khusus dengan awak media Alifcakrawala, Sulaiman, S.Sos menyampaikan pandangannya tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan keberhasilan program MBG.

 

“Program MBG ini bukan sekedar kegiatan ekonomi atau program bantuan, tetapi sebuah wadah pembelajaran bersama bagi masyarakat desa untuk tumbuh, mandiri, dan berdaya. Kuncinya ada pada kerja sama yang solid antara lembaga, pemerintah, dan masyarakat,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

 

Menurutnya, semangat gotong royong menjadi fondasi utama yang perlu dijaga agar setiap program pembangunan benar-benar menyentuh lapisan masyarakat yang paling bawah. Ia menilai, kehadiran MBG telah membuka peluang bagi desa-desa untuk berinovasi dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

 

“Ketika lembaga sosial, BUMDes, dan pemerintah berjalan seirama, maka dampak positifnya akan terasa langsung oleh masyarakat. Kita tidak hanya menyalurkan bantuan, tapi juga membangun kesadaran dan kemandirian ekonomi masyarakat desa,” tambahnya.

 

Sementara itu, Hj. Nurul Aini, yang selama ini dikenal aktif menggerakkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kepadangan, menyoroti pentingnya peran perempuan dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga sekaligus memperbaiki kualitas gizi masyarakat.

 

“Perempuan memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi lokal. Melalui SPPG, kami memastikan para ibu di desa dapat mengakses pelatihan, permodalan, dan pendampingan usaha. Harapannya, mereka bisa menjadi motor penggerak ekonomi keluarga yang berdaya dan mandiri,” ungkapnya.

 

Hj. Nurul Aini menambahkan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang aspek ekonomi, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan kesehatan keluarga. Ia menilai, semakin berdaya kaum ibu di desa, maka semakin kuat pula fondasi kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.

 

“Perempuan yang berdaya akan melahirkan generasi yang kuat dan sehat. Program MBG ini membantu membuka mata banyak pihak bahwa pemenuhan gizi harus sejalan dengan penguatan ekonomi keluarga,” tegasnya.

 

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Program MBG merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap masa depan generasi muda. Ia menilai, kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga sosial, dan masyarakat desa adalah kunci keberhasilan program tersebut.

 

“Kami ingin memastikan setiap anak di Jawa Timur mendapatkan asupan bergizi yang cukup, dan setiap keluarga memiliki kemampuan untuk mandiri. MBG adalah gerakan bersama, bukan sekedar program pemerintah,” tutur Khofifah.

 

Sementara Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak menambahkan bahwa keberhasilan program MBG sangat ditentukan oleh konsistensi dan inovasi di tingkat lokal.

 

“Desa-desa seperti Kepadangan yang aktif dalam mengelola program pemberdayaan menjadi contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah,” ujarnya.

 

Kegiatan konsolidasi regional ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan desa tidak bisa dilepaskan dari sinergi berbagai elemen, mulai dari lembaga sosial, pelaku ekonomi lokal, hingga pemerintah daerah dan nasional. Program MBG diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan ekonomi berbasis komunitas, di mana masyarakat desa tidak lagi hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi pelaku utama perubahan.

 

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, BUMDes Tunas Jaya, YYKM, dan SPPG Desa Kepadangan menunjukkan bahwa desa mampu berdiri tegak sebagai kekuatan pembangunan yang sesungguhnya. Dari desa, kemandirian itu tumbuh, dan dari sinilah kesejahteraan Jawa Timur bermula.( ED s )

Get real time updates directly on you device, subscribe now.