DIALOG PUBLIK MENJELANG DEBAT PERDANA PILKADA SIDOARJO 2024 MEMANAS : ISU KORUPSI, RUANG TERBUKA HIJAU DAN TRANSPARANSI DANA CSR JADI SOROTAN TAJAM
Sidoarjo~www.pilarcakrawala.news|Atmosfer politik di Sidoarjo semakin menghangat seiring semakin dekatnya pelaksanaan Pilkada 2024. Sebuah dialog publik yang diadakan menjelang Debat Terbuka Pasangan Calon (Paslon) Pilkada Sidoarjo 2024 pada Jumat malam di Lesehan Joglo, Desa Sumput, Sidoarjo, menyajikan pertarungan argumen yang intens antara Tim Pemenangan Paslon BAIK dan SAE. Dengan tema besar “Sidoarjo dalam Perspektif Good Government”, acara ini menjadi ajang diskusi yang penuh dinamika, di mana berbagai isu krusial seperti korupsi, ruang terbuka hijau (RTH), dan transparansi penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi pusat perhatian.
Dialog yang dipandu oleh moderator Achmad Junaidi tersebut, menampilkan Nanang Haromain dan Aulia Mawardhika sebagai perwakilan Paslon 1 BAIK, serta Samhad dan Aditya Nindyatman dari Paslon 2 SAE. Meski diawali dengan pembahasan normatif terkait visi dan misi kedua paslon, diskusi segera memanas ketika kedua kubu mulai melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan serta rekam jejak lawan politik masing-masing.
Isu korupsi menjadi topik yang paling banyak menyedot perhatian dalam dialog ini. Masyarakat Sidoarjo tampaknya masih trauma dengan sejumlah skandal korupsi yang melibatkan pejabat sebelumnya, yang membuat masalah ini begitu sensitif di kalangan pemilih. Kritik tajam datang dari Tim SAE yang menyoroti kepemimpinan Subandi, Plt. Bupati Sidoarjo sekaligus calon Bupati dari Paslon 1 BAIK, yang dinilai lamban dan kurang tegas dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi di lingkup pemerintahan daerah.
Sejumlah tamu undangan yang hadir juga menyuarakan kekhawatiran mereka terkait tiga bupati sebelumnya yang tersandung kasus korupsi. Mereka menuntut komitmen yang lebih tegas dari kedua paslon untuk benar-benar mewujudkan pemerintahan yang bersih dan jauh dari praktik korupsi. Tak hanya itu, beberapa tokoh masyarakat juga menyuarakan agar kasus korupsi yang masih menggantung diselesaikan dengan lebih serius dan cepat.
Dalam pembelaannya, Tim BAIK dengan tegas menyatakan bahwa Subandi memiliki rekam jejak bersih selama karier politiknya, mulai dari menjadi ketua RW hingga menjabat sebagai Plt. Bupati Sidoarjo. Mereka menegaskan bahwa jika terpilih, pasangan Subandi-Mimik akan memastikan tata kelola pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel, dan bersih dari korupsi.
Di sisi lain, Tim SAE berusaha menjaga jarak dari masa lalu yang kelam, terutama karena ayah dari calon Bupati mereka, Syaiful Illah, pernah terjerat kasus korupsi. Meski begitu, mereka menekankan bahwa calon bupati mereka berkomitmen kuat untuk tidak mengulangi kesalahan serupa. Tim SAE juga menekankan perlunya penguatan parlemen lokal sebagai badan pengawas yang lebih efektif dalam menangani kasus-kasus korupsi di pemerintahan.
Selain isu korupsi, salah satu masalah yang juga menjadi fokus perhatian dalam dialog ini adalah minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Sidoarjo. Kota yang semakin berkembang ini kini menghadapi masalah kurangnya ruang publik yang bisa digunakan oleh masyarakat, terutama untuk rekreasi dan kegiatan sosial. Tim BAIK mencatat bahwa pengembangan RTH di setiap kecamatan akan menjadi salah satu prioritas mereka jika terpilih, dengan menyebut Kecamatan Tarik sebagai salah satu wilayah yang akan mendapat perhatian khusus dalam program ini.
Nanang Haromain, juru bicara Tim BAIK, menyatakan bahwa ruang terbuka hijau bukan hanya soal estetika kota, tetapi juga merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat yang membutuhkan ruang rekreasi. Dengan memperbanyak RTH, masyarakat Sidoarjo, khususnya kaum muda, tidak perlu lagi pergi ke kota besar seperti Surabaya hanya untuk mencari tempat bersantai atau berolahraga.
Sementara itu, Tim SAE menawarkan pendekatan yang berbeda. Mereka menekankan pentingnya penguatan regulasi dan revitalisasi RTH yang sudah ada, serta pemanfaatan lahan tidur yang saat ini belum digunakan secara optimal. Menurut Samhad, juru bicara Tim SAE, pengelolaan RTH yang lebih baik akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup warga Sidoarjo, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur.
Tak hanya isu korupsi dan RTH, transparansi penggunaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Sidoarjo juga menjadi topik yang tak kalah menarik. Selama ini, banyak pihak yang mempertanyakan sejauh mana dana CSR tersebut digunakan secara efektif untuk kesejahteraan masyarakat, terutama dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur.
Paslon 1 BAIK menawarkan solusi dengan berjanji untuk lebih memaksimalkan penggunaan dana CSR dalam pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan. Mereka juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi alokasi dan penggunaan dana tersebut, agar benar-benar tepat sasaran.
Tim SAE, di sisi lain, mengusulkan penguatan Peraturan Daerah (Perda) terkait CSR, sehingga pemanfaatan dana ini bisa lebih optimal untuk kepentingan publik. Selain itu, mereka juga mengajukan program dana dusun senilai hingga Rp500 juta per tahun yang dapat diakses langsung oleh kelompok-kelompok masyarakat di setiap desa. Program ini bertujuan untuk memberikan dampak nyata pada pembangunan berbasis komunitas, serta mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Meski suasana dialog sempat memanas, acara ini ditutup dengan nuansa damai dan penuh harapan. Kedua kubu mengakhiri dengan pernyataan yang mengajak seluruh pihak untuk menjaga kampanye Pilkada tetap damai dan sehat, tanpa menimbulkan gesekan yang dapat memecah belah masyarakat. Suasana akrab semakin terasa ketika seluruh peserta dialog bersama-sama menyanyikan lagu “Kemesraan” karya Iwan Fals, menciptakan momen kehangatan di tengah perdebatan sengit.
Dialog publik ini tidak hanya mencerminkan ketegangan menjelang Pilkada Sidoarjo 2024, tetapi juga membuka ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan harapan mereka akan hadirnya pemimpin yang bersih, transparan, dan berkomitmen dalam membangun daerah. Dengan berbagai isu penting yang dibahas secara terbuka, warga Sidoarjo kini memiliki lebih banyak bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan mereka dalam Pilkada mendatang. ( ED s )