Dialog Publik WAG Ruang Publik Sidoarjo : Refleksi Akhir Tahun dan Optimisme untuk Pemimpin Baru

192

SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news|Menjelang pergantian tahun, WhatsApp Group Ruang Publik Sidoarjo (WAG RPS) menggelar Dialog Publik bertajuk “Refleksi Akhir Tahun dan Menyambut Pemimpin Baru” pada Minggu malam 29 Desember 2024. Acara yang diadakan di Kedai Bu Anik, belakang Lapas Sidoarjo, ini menjadi wadah penting untuk mempererat silaturahmi sekaligus merefleksikan perjalanan Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2024.

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat (ormas), perwakilan partai politik, mahasiswa, hingga insan media. Dialog yang dikemas secara hangat dan penuh keterbukaan ini juga menjadi sarana untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpin baru yang lahir dari hasil Pilkada 2024.

Ketua WAG RPS, Sujani S. Sos., yang dikenal dengan julukan “Bupati Swasta,” menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang refleksi, tetapi juga momen untuk mempererat kebersamaan. Menurutnya, tahun 2024 penuh dengan dinamika, khususnya dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah. Kini saatnya seluruh elemen masyarakat bersatu untuk mendukung pemimpin baru yang diharapkan dapat membawa Sidoarjo ke arah yang lebih baik.

“Kita perlu menjadikan momentum pergantian tahun sebagai refleksi atas apa yang telah dilakukan, baik sebagai masyarakat maupun pemerintah. Terutama dalam hal pengawasan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan. Dengan refleksi ini, kita bisa memastikan bahwa tahun 2025 menjadi lebih terarah dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh publik,” ujar Sujani.

Dalam pidatonya, Sujani menekankan bahwa pemimpin baru Sidoarjo harus memiliki visi besar yang sejalan dengan cita-cita luhur bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ia berharap pemimpin baru mampu melindungi masyarakat, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan membawa Sidoarjo menjadi daerah yang lebih maju.

“Memimpin adalah amanah, dan itu bukan hal yang mudah. Jabatan publik adalah ujian yang menuntut komitmen dan dedikasi tinggi. Pemimpin yang kita pilih harus mampu memenuhi harapan masyarakat untuk menciptakan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan menjadikan Sidoarjo sebagai tempat tinggal yang nyaman dan sejahtera,” tegasnya.

Dalam sesi diskusi, salah satu peserta dari kalangan akademisi, Jamil, mengangkat wacana penting tentang penerapan otonomi asimetris. Menurutnya, konsep ini memungkinkan daerah untuk menjalankan kebijakan yang lebih sesuai dengan karakteristik dan potensi lokalnya.

“Sidoarjo memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi di Jawa Timur, terutama di sektor industri, perdagangan, dan pariwisata. Jika wacana otonomi asimetris dijalankan, Bupati harus mampu mengidentifikasi potensi unggulan daerah ini dan menjalin kerjasama strategis dengan pemerintah provinsi maupun pusat untuk mendukung pengelolaannya,” jelas Jamil.

Ia menambahkan, dalam kerangka otonomi asimetris, Sidoarjo dapat mengembangkan kawasan industri yang lebih modern, meningkatkan konektivitas infrastruktur, dan memaksimalkan pengelolaan sumber daya lokal. “Pertanyaannya, apa langkah konkret yang akan diambil Bupati untuk memastikan kerjasama asimetris ini dapat terwujud? Apakah sudah ada rencana strategis yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha?” tanyanya.

Sujani menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan bahwa wacana otonomi asimetris bisa menjadi jalan keluar untuk mengoptimalkan potensi Sidoarjo. Ia berharap pemimpin baru dapat mengambil langkah konkret untuk mewujudkannya. “Kunci keberhasilan konsep ini adalah kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat. Tanpa itu, otonomi asimetris hanya akan menjadi wacana tanpa implementasi nyata,” katanya.

Selain membahas kebijakan, Sujani juga mengingatkan pentingnya menjaga suasana kondusif menjelang pergantian tahun. Ia mengajak masyarakat untuk merayakan tahun baru dengan cara yang bijak dan tidak melanggar norma atau aturan.

“Kami berharap pergantian tahun tidak dirayakan secara berlebihan, apalagi sampai menyimpang dari nilai-nilai yang ada. Mari kita jadikan momen ini sebagai sarana introspeksi dan perbaikan diri untuk menjadi lebih baik di tahun mendatang,” imbuhnya.

Dialog yang berlangsung selama beberapa jam ini juga menghasilkan berbagai aspirasi dari masyarakat. Semua masukan akan dicatat sebagai bahan evaluasi untuk mendukung pembangunan yang lebih inklusif.

Sujani menutup acara dengan harapan besar untuk Sidoarjo. “Kami ingin kebijakan yang diambil ke depan benar-benar memberikan rasa nyaman dan bangga bagi masyarakat Sidoarjo. Mari kita dorong bersama pemimpin kita untuk selalu berpihak pada rakyat dan memprioritaskan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Acara ini menjadi bukti nyata bahwa WAG RPS bukan sekadar ruang diskusi digital, tetapi juga platform nyata untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun Kabupaten Sidoarjo yang lebih maju, sejahtera, dan inklusif.(ED s)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.