Diduga Ditolak Klinik, Ibu Hamil di Candipari Sidoarjo Melahirkan di Puskesmas

0 128

SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news|Seorang ibu hamil bernama N (31), warga Desa Candipari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami peristiwa yang membuat keluarganya kecewa. Dalam kondisi darurat karena hendak melahirkan, ia diduga tidak mendapatkan pelayanan memadai saat mendatangi Klinik Siaga Medika pada Kamis (30/01/2025).

Pagi itu, N merasakan kontraksi hebat dan air ketubannya pecah. Karena usia kandungannya sudah sembilan bulan, ia dan keluarganya memutuskan untuk segera menuju Klinik Siaga Medika yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Namun harapan untuk mendapatkan pertolongan cepat di klinik tersebut justru berubah menjadi pengalaman yang mengecewakan.

Setibanya di klinik, N langsung masuk ke ruang pemeriksaan. Namun, bukannya mendapat penanganan medis segera, N justru mendapat berbagai pertanyaan dari bidan yang bertugas.

“Bukannya langsung diperiksa, malah ditanya macam-macam. Bidan itu tanya soal kontrol sebelumnya, padahal saudara saya bekerja di Surabaya dan memang tidak pernah periksa di klinik itu,” ujar kerabat N yang mengantarnya.

Melihat kondisi N yang semakin kesakitan, sang kerabat akhirnya memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Kedungsolo. Keputusan tersebut terbukti tepat, karena tidak lama setelah tiba di puskesmas tersebut, N langsung mendapatkan penanganan medis dan berhasil melahirkan bayi yang sehat.

“Alhamdulillah ibu dan bayinya selamat. Tapi kami sangat kecewa dengan pelayanan klinik itu. Seharusnya mereka tidak memperumit kondisi darurat seperti ini,” keluh kerabat N dengan nada kecewa.

Terkait insiden tersebut, dr. Nina Widya, salah satu dokter di Klinik Siaga Medika, memberikan klarifikasi kepada sejumlah awak media yang meminta tanggapan Sabtu (01/02/2025). Ia menjelaskan bahwa ada prosedur tertentu yang harus dilalui sebelum pasien mendapatkan penanganan.

“Saya belum mengetahui detail kejadian itu karena pimpinan klinik sedang tidak berada di tempat. Saat itu yang bertugas adalah bidan, jadi saya perlu menanyakan langsung kepada petugas yang bersangkutan,” ujarnya.

Saat ditanya apakah klinik benar-benar menolak pasien, dr. Nina membantah dengan tegas.

“Bukan berarti kami menolak pasien, tetapi mungkin masih diperlukan pemeriksaan tambahan atau terapi jalan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan penjelasan yang pasti, kami memerlukan waktu satu atau dua hari untuk mengonfirmasi hal ini,” jelasnya.

Kejadian ini mendapat perhatian dari masyarakat sekitar yang berharap agar pelayanan kesehatan, terutama di fasilitas medis yang dekat dengan pemukiman warga, dapat lebih responsif dan tidak mempersulit pasien yang membutuhkan pertolongan darurat.

“Kondisi darurat seperti ini tidak boleh dianggap remeh. Jangan sampai ada ibu dan bayi yang terancam nyawanya hanya karena pelayanan yang berbelit-belit,” kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi pihak klinik dan fasilitas kesehatan lainnya untuk lebih sigap dalam menangani pasien, terutama dalam kondisi kritis seperti persalinan. Keselamatan pasien harus selalu menjadi prioritas utama tanpa terkendala prosedur administratif yang tidak mendesak.(ED s)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.