Karang Taruna Kecamatan Taman Sidoarjo, Memperingati Hari Pahlawan Dengan Cara Yang Berbeda

0 427

Sidoarjo~www.pilarcakrawala.news|Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Karang Taruna Kecamatan Taman,Sidoarjo menggelar sarasehan bersama Komunitas pecinta sejarah yang berasal dari kota Surabaya,Sidoarjo,Bangil yang bertempat kantor kecamatan Taman,Sidoarjo, Minggu (27/11/2022).

Selain acara sarasehan, karang Taruna dan Komunitas penggiat sejarah juga melakukan Kirab Bendera Merah Putih dan di lanjut Dengan Aksi Treatikal pendek serta tabur bunga di atas Jembatan Wonocolo lama.

Dalam acara ini di hadiri Ketua Kartarcam Taman, Ketua Kartarcam Sidoarjo, Camat Taman Sidoarjo yang di wakili H. Sholikhin selaku Kasie Kesejahteraan dan Sosial Kec. Taman, Anggota DPRD Kab Sidoarjo Komisi D H.M Thoriqhul Huda,M.AP, keluarga Alm Mayor Hasanuddin Sidik ,komunitas Pecinta Sejarah kota Surabaya,Sidoarjo, Bangil dan elemen warga masyarakat.

Yudi Prabowo selaku wakil ketua 3 karang taruna kecamatan Taman Sidoarjo mengatakan,”Untuk agenda hari ini selain kegiatan sarana peringatan Hari kemerdekaan Indonesia dan juga pengenalan kepada adek adek karang taruna kecamatan Taman khususnya yang area di sekitar sepanjang bahwasannya di jembatan ini pernah ada peristiwa heroik serta mengenalkan sejarah lokal yang ada di sepanjang”.

“Kedepannya kita juga akan lebih aktif lagi di moment perayaan Hari Besar Nasional (PHBN ).dan yang sangat menarik ini masih di moment memperingati hari 10 Novembe,”Imbuhnya.

“Saya berharap di tahun Depan untuk peserta akan lebih banyak lagi lebih meriah lagi,”pungkasnya.

H.M Thoriqhul Huda,M.AP selaku Anggota DPRD Kab Sidoarjo Komisi D Mengatakan,”kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang perlu kita support karena kegiatan ini munculnya dari para pemuda yang karang taruna untuk mengenang jasa pahlawan kemerdekaan supaya teringat kembali”.

“Kita tidak boleh lupa akan sejarah sering di sebut jas merah, mudah-mudahan dengan tonggak peringatan ini seluruh masyarakat Surabaya Sidoarjo itu tahu bahwasanya sepanjang ini telah gugur seorang pahlawan kemerdekaan bernama Kolonel Hasanuddin Sidik mudah-mudahan nanti kita setiap tahun itu bisa memperingati atas jasa beliau,”Ucapnya.

“Tadi ada usulan dari karang taruna Kecamatan Taman kalau bisa jembatan sepanjang ini dinamakan jembatan Hasanuddin Sidik. Untuk usulan tadi nanti akan kita follow up ke Dinas Pendidikan Kebudayaan dan juga Dinas Sosial untuk bagaimana nanti aturannya apabila nanti kita memberi nama untuk jembatan Hasanuddin Sidik,”Tuturnya.

“Harapan kami kepada warga masyarakat
dan sekitarnya itu lebih
lagi untuk berinovasi berwirausaha agar jasa-jasa para pahlawan terdahulu itu tidak patah semangat sehingga
dipacu lagi untuk baik itu kewirausahaannya belajarnya dan hidup bermasyarakatnya itu lebih ditingkatkan,”Pungkasnya.

Achmad Zaki Yamani dari Begandring Soerabaia di sela sela kegiatannya menceritakan,Kisah gugurnya Mayor Hasanuddin Sidik, Komandan Pasukan Techniek TKR Gadjah Mada di Jembatan Sepanjang pada 29 November 1945.

“Untuk mempertahankan gerakan pasukan Inggris kearah selatan diantaranya ada Battalion Genie Pionir (Pasukan Techniek TKR Gajah Mada) yang didampingi oleh Battalion Sawunggaling dan Battalion Moh Isa Edris di selatan Sungai Sepanjang (berada diwilayah Sepanjang), dan Battalion Bambang Joewono dan battalion Darmosoegondo di bagian utara Sungai Sepanjang (berada diwilayah Karangpilang),”Kata Zaki.

“Kira-kira menjelang akhir November 1945, terjadilah pertempuran sengit antara Battalion Bambang Joewono bersama Battalion Darmosoegondo melawan pasukan Inggris dan NICA-Belanda yang berusaha untuk bergerak maju kearah Sepanjang dan Krian,”Lanjutnya.

Dikutip dari Sumber Surabaya bergolak oleh R.S.Achmad, Jakarta, Haji Mas Agung, 1990, pada waktu itu penulis sedang berada di markas TKR di Ketegan (bekas PG Ketegan). Dari markas itu terdengar jelas sekali suara tembakan baik dari pihak kita maupun yang berasal dari musuh. Makin lama suara tembakan makin terdengar jelas. Maka kami berkesimpulan bahwa pasukan Inggris tentu berhasil mendesak pasukan Batalion Bambang Joewono dan Batalion Darmosoegondo yang mempertahankan wilayah utara sungai Sepanjang.

karena itu kami segera putuskan untuk meledakkan jembatan Sepanjang agar pasukan Inggris tidak bisa meneruskan gerak majunya ke arah kota Krian. Sesuai dengan fungsinya, maka tugas itu dibebankan kepada Battalion Genie Pionir yang dipimpin Mayor Hasanuddin Sidik. Semuanya itu sebetulnya telah dipersiapkan jauh sebelum pasukan Inggris itu maju kearah Sepanjang.

Ketika pasukan Inggris semakin mendekat kearah jembatan, maka segeralah knop ditekan untuk meledakkan jembatan Sepanjang. Tetapi sialnya, bom yang telah dipasang dibawah jembatan guna menghancurkan konstruksi jembatan tersebut tidak meledak. Pasukan Inggris makin mendekat, terbukti dari suara tembakan yang makin nyaring, maka sebagai seorang komandan dan sebagai guru teknik, majulah Mayor Hasanuddin Sidik kearah jembatan menelusuri kabel penghubungnya tanpa menghiraukan desingan peluru yang makin gencar.

Dengan penuh tanggung jawab dan hati-hati sekali ditelitinya kabel penghubung tersebut sedikit demi sedikit dan akhirnya ditemukanlah hubungan kabel yang putus, yang kemungkinan putusnya kabel itu disebabkan oleh ulah mata-mata Belanda.

Karena senang telah menemukan penyebab tidak meledaknya bom, Mayor Hasanuddin Sidik tanpa menghiraukan lagi bahwa plus minusnya knop penekan masih berhubungan dengan ACCU, maka segera disambunglah kabel yang putus tadi. Akibat dari itu meledaklah rangkaian bom yang telah dipasang untuk menghancurkan jembatan Sepanjang tersebut.

Karena posisi ledakan dengan Mayor Hasanuddin Sidik sangat dekat maka bersamaan dengan hancurnya jembatan Sepanjang gugur pula Mayor Hasanuddin Sidik sebagai kesuma bangsa dan terhentilah laju serbuan tentara Inggris tepat didepan jembatan Sepanjang yang telah hancur itu.

Kita telah berhasil menahan gerak majunya pasukan inggris dan Belanda keaarah Krian, tetapi kita pun terpaksa kehilangan seorang pahlawan dari Kogyo Semong Gakko (Sekolah Teknik Menengah Sawahan Surabaya) yang sangat kita banggakan. Karena beliaulah maka Kogyo Semong Gakko berhasil mempersembahkan seorang pahlawan bagi nusa bangsa, baik sebagai seorang pendidik maupun sebagai seorang pejuang bangsa yang bisa dijadikan suri tauladan bagi pemuda-pemuda kita.

Sebagai seorang pemuda bujangan berasal dari Aceh, akhirnya beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Mojokerto dengan upacara pemakaman yang dipimpin sendiri oleh Mayjen Jonosewojo. Penulis ikut dalam upacara pemakaman tersebut. sedang dari pihak almarhum hanya disaksikan oleh kakaknya yang datang dari Probolinggo.

Itulah kenang-kenangan anak-anak Kogyo Semong Gakko yang sepantasnya diingat selama SMKN 2 Surabaya masih berdiri.(Bs/Akr).

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.