Meriah dan Penuh Makna! Tradisi Ruwah Desa Kepatihan Jadi Wujud Syukur dan Kebersamaan Warga

235

SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news| Tradisi Ruwah Desa kembali digelar oleh masyarakat Desa Kepatihan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo 26 februari 2025. Acara sakral yang juga dikenal sebagai Sedekah Bumi ini menjadi momen penuh makna bagi warga, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan keselamatan yang diberikan. Tak hanya itu, tradisi ini juga menjadi ajang penghormatan kepada para leluhur yang telah berjasa dalam membangun desa, serta sebagai sarana mempererat kebersamaan dan menjaga keharmonisan antar warga.

Kegiatan Ruwah Desa ini berlangsung dengan khidmat dan meriah. Sejak pagi hari, warga Desa Kepatihan sudah berbondong-bondong datang ke lokasi acara dengan penuh antusiasme. Mereka membawa berbagai sesaji dan makanan sebagai bentuk rasa syukur dan sedekah kepada alam. Suasana penuh kebersamaan begitu terasa, menunjukkan kuatnya nilai gotong royong yang masih lestari di tengah masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan dan tokoh masyarakat yang turut memberikan dukungan terhadap pelestarian budaya lokal. Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Kepatihan Rigor Putratama beserta jajaran perangkat desa, Camat Tulangan Asmara Hadi, S.STP, M.AP, Kapolsek Tulangan AKP Abdul Collil, SH, Danramil Tulangan Kapten Arh Aan Chunaidi, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Kepatihan, Ketua BPD Sigit Nur Wibawa beserta anggota, Ketua LPMD H. Atmuari beserta anggota, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Kepatihan Rigor Putratama menegaskan bahwa Ruwah Desa bukan sekadar tradisi, melainkan juga bagian dari kearifan lokal yang harus terus dilestarikan.

“Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan bentuk syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ruwah desa juga memiliki filosofi yang mendalam, yaitu sebagai sarana membersihkan hati dan diri sebelum menyambut bulan suci Ramadhan. Selain itu, ini juga menjadi wujud penghormatan kepada para leluhur yang telah membawa Desa Kepatihan menjadi desa yang maju dan sejahtera seperti sekarang,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Tulangan Asmara Hadi, S.STP, M.AP, dalam sambutannya mengapresiasi terselenggaranya Ruwah Desa di Kepatihan. Ia menekankan pentingnya menjaga tradisi budaya sebagai warisan leluhur yang memiliki nilai sosial dan spiritual yang tinggi.

“Kegiatan seperti ini sangat positif dan harus terus dipertahankan. Ruwah desa bukan hanya sekedar seremonial, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat. Semoga melalui tradisi ini, Desa Kepatihan semakin makmur dan dijauhkan dari segala marabahaya,” ujarnya.

Sebagai puncak acara, masyarakat disuguhkan pertunjukan wayang kulit yang menghadirkan dalang kondang dari Mojokerto, Ki Punakawan Taruna Aji. Dalam kesempatan ini, ia membawakan lakon Wahyu Makuturomo, sebuah kisah sarat makna tentang kepemimpinan yang bijaksana dan pentingnya kesucian hati dalam menjalani kehidupan.

Pertunjukan wayang kulit ini mendapat sambutan luar biasa dari warga. Suasana semakin meriah dengan kehadiran ratusan penonton yang duduk rapi menyaksikan setiap adegan dengan penuh antusiasme. Selain menjadi hiburan, pagelaran wayang juga menjadi media edukasi bagi masyarakat tentang nilai-nilai kehidupan dan ajaran moral yang terkandung dalam cerita pewayangan.

Seorang warga Desa Kepatihan, Sutrisno (52), mengaku senang dengan terselenggaranya acara Ruwah Desa ini. Saya sangat bersyukur karena tradisi ini masih tetap dijaga dan dilestarikan. Acara seperti ini bukan hanya mengingatkan kita pada ajaran leluhur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar warga. Apalagi dengan adanya pertunjukan wayang kulit, rasanya seperti kembali ke masa kecil saat masih sering menonton wayang bersama keluarga,” ujarnya dengan penuh semangat.

Melalui penyelenggaraan Ruwah Desa ini, masyarakat Desa Kepatihan kembali membuktikan bahwa tradisi leluhur tetap hidup dan memiliki tempat di hati mereka. Budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas ini harus terus dilestarikan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Ruwah Desa akan terus menjadi tradisi tahunan yang membawa manfaat bagi seluruh warga. Tak hanya sebagai ajang syukuran, tetapi juga sebagai simbol persatuan, gotong royong, dan keberkahan bagi Desa Kepatihan.( ED s )

Get real time updates directly on you device, subscribe now.