Sidoarjo~www.pilarcakrawala.news|Suasana di SDN Juwet Kenongo No. 87, Kelurahan Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, mendadak ramai pada Selasa pagi (17/09/2024). Puluhan wali murid, sebagian besar emak-emak, berkumpul di depan sekolah dengan membawa spanduk besar dan meneriakkan yel-yel penuh semangat. Mereka menyuarakan ketidakpuasan terhadap kinerja Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah, Sayyulidatul Uyun, dan menuntut agar beliau segera dicopot dari jabatannya.
Aksi protes ini tidak hanya sekedar ungkapan ketidakpuasan biasa, tetapi juga sebagai bentuk kekhawatiran dan kemarahan orang tua terkait sejumlah kebijakan yang dianggap merugikan siswa dan sekolah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tindakan Plt Kepala Sekolah yang memindahkan bangku-bangku dari SDN Juwet Kenongo ke sekolah lain di wilayah Kesambi. Wali murid menilai langkah tersebut dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, dan justru membingungkan mereka. Meski alasan yang diberikan adalah perbaikan bangku yang rusak, para wali murid akhirnya mengetahui bahwa bangku-bangku tersebut tidak diperbaiki, tetapi hanya dipindahkan kembali ke SDN Juwet Kenongo setelah mereka memprotes tindakan tersebut.
Seorang wali murid yang tidak mau disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa pemindahan bangku hanyalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang belum terselesaikan di sekolah. Menurutnya, kepemimpinan Plt Kepala Sekolah Sayyulidatul Uyun menambah kerumitan situasi yang sudah tidak kondusif di sekolah.
“Masalah di SDN Juwet Kenongo ini sudah terlalu banyak dan belum ada yang diselesaikan. Kami para orang tua merasa frustrasi dengan situasi ini. Apapun alasannya, kami menuntut agar permasalahan ini segera diselesaikan,” ujar wali murid tersebut dengan nada kecewa.
Ia menambahkan bahwa selain masalah bangku, ada banyak keluhan terkait kebijakan sekolah yang dinilai tidak sesuai dengan kepentingan siswa dan orang tua. “Kami sudah beberapa kali menyampaikan keluhan melalui komite sekolah, tetapi tidak ada respons yang memuaskan. Ini membuat kami terpaksa melakukan aksi protes ini,” jelasnya.
Menyikapi aksi protes tersebut, Kepala Bidang Mutu Dinas Pendidikan Sidoarjo, Netti Lastiningsih, hadir di lokasi untuk memberikan klarifikasi dan menenangkan situasi. Ia menjelaskan bahwa pihak Dinas Pendidikan sudah mengetahui permasalahan ini dan tengah mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya. Menurut Netti, saat ini proses penyelesaian sudah berjalan dan diharapkan bisa menemukan solusi terbaik untuk semua pihak.
“Kami sudah memberikan arahan kepada pihak sekolah untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ada. Proses ini sedang berlangsung, dan kami berharap situasi di sekolah bisa kembali normal sehingga kegiatan belajar mengajar siswa tidak terganggu,” ungkap Netti kepada para wali murid yang berkumpul.
Ia juga memastikan bahwa pada hari Rabu, 18 September 2024, siswa-siswa akan kembali mengikuti kegiatan belajar di sekolah seperti biasa. “Kami pastikan proses belajar mengajar di SDN Juwet Kenongo akan kembali normal besok,” tegasnya.
Selain itu, Netti juga menanggapi aspirasi para wali murid yang menolak keberadaan Sayyulidatul Uyun sebagai Plt Kepala Sekolah. Ia mengonfirmasi bahwa surat pengunduran diri Sayyulidatul Uyun telah diterima oleh Dinas Pendidikan pada 16 September 2024. Namun, proses pengunduran diri ini harus melalui tahapan yang berlaku di dinas.
“Kami sudah menerima surat pengunduran diri dari Plt Kepala Sekolah, dan saat ini sedang diproses secara internal sesuai prosedur di bidang GTK Dinas Pendidikan Sidoarjo. Proses ini memerlukan waktu dan tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi kami pastikan akan ditangani dengan serius,” papar Netti.
Salah satu poin penting yang diangkat oleh para wali murid adalah masalah pungutan liar yang terjadi di sekolah. Menurut mereka, beberapa kebijakan seperti iuran bulanan dan tabungan sekolah yang diterapkan oleh pihak sekolah sangat memberatkan dan tidak memiliki dasar yang jelas.
Netti Lastiningsih menegaskan bahwa segala bentuk pungutan yang tidak resmi di sekolah harus dihentikan segera. “Kami telah memberikan arahan kepada pihak sekolah bahwa pungutan seperti iuran bulanan yang tidak jelas dan tidak resmi harus dihentikan. Termasuk sistem tabungan di sekolah yang seharusnya tidak dilakukan, karena sekolah bukan bank. Jika ingin menabung, silakan lakukan di bank yang resmi,” tutupnya.
Aksi protes ini menjadi simbol keresahan para wali murid terhadap kondisi sekolah dan keinginan mereka untuk melihat perubahan yang nyata. Mereka berharap dengan adanya perhatian dari Dinas Pendidikan, permasalahan yang menimpa SDN Juwet Kenongo dapat segera diselesaikan, sehingga anak-anak mereka bisa belajar dengan nyaman tanpa ada gangguan.
“Kami berharap dinas segera mengambil tindakan nyata. Kami tidak ingin anak-anak kami menjadi korban dari konflik ini. Kami hanya ingin mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas,” ungkap salah satu orang tua dengan penuh harap.
Dengan komitmen Dinas Pendidikan Sidoarjo untuk menyelesaikan permasalahan ini, para wali murid kini menunggu langkah-langkah konkret yang akan diambil. Mereka berharap adanya solusi yang tidak hanya sementara, tetapi juga membawa perubahan jangka panjang bagi sekolah dan pendidikan anak-anak mereka.(ED s )