Sidak Sungai Buntung, Wabup Mimik Idayana: Jaga Lingkungan Bukan Hanya Tugas Pemerintah, Tapi Kewajiban Bersama

85

Sidoarjo//www.pilarcakrawala.news| Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan mitigasi bencana banjir. Sabtu pagi (2/8/2025), Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke aliran Sungai Buntung yang terletak di wilayah Desa Bungurasih, Kecamatan Waru. Sungai ini dikenal sebagai salah satu jalur air strategis yang kerap menjadi titik rawan banjir saat musim penghujan tiba.

Sidak ini bukan sekadar kunjungan formal. Di bawah terik matahari, Wabup Mimik menyusuri bantaran sungai, berdialog dengan warga, serta melihat langsung kondisi aliran air yang dipenuhi endapan lumpur dan sampah rumah tangga. Pemandangan tersebut menjadi bukti bahwa persoalan pencemaran sungai masih menjadi tantangan serius bagi Kabupaten Sidoarjo.

“Saya mengajak seluruh warga untuk lebih peduli terhadap kebersihan sungai. Jangan lagi buang sampah sembarangan ke aliran air. Kalau sungai ini mampet, yang rugi kita semua. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab kolektif kita sebagai warga Sidoarjo,”tegas Mak Mimik , sapaan akrabnya saat berbicara kepada warga setempat.

Dalam sidak tersebut, Wabup Mimik turut didampingi oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, yang menjelaskan bahwa Sungai Buntung sepanjang enam kilometer tersebut kini menjadi prioritas dalam program normalisasi aliran air.

“Saat ini kami melakukan normalisasi di empat titik. Tiga berada di wilayah kecamatan waru dan satu di kecamatan Taman. Hasilnya, kami temukan tumpukan sedimentasi lumpur dan volume sampah yang cukup tinggi, yang jelas menghambat aliran air,” jelas Dwi Eko.

Ia menambahkan bahwa proyek normalisasi ini adalah langkah awal untuk mengurangi potensi banjir di kawasan padat penduduk. Setelah pengerjaan Sungai Buntung selesai, pihaknya akan menyisir sungai-sungai lain yang masuk kategori rawan genangan air, termasuk Sungai Pelayaran dan Sungai Pilang.

“Kami komitmen menindaklanjuti keluhan masyarakat. Ini bukan pekerjaan selesai dalam semalam, tapi langkah awal dari program jangka panjang. Harapannya, air bisa kembali mengalir lancar, dan warga tidak lagi resah setiap musim hujan datang,”imbuhnya.

Sidak ini bukan hanya soal melihat pekerjaan fisik, tapi menjadi simbol komitmen moral pemimpin daerah terhadap upaya pelestarian lingkungan. Dalam dialognya, Wabup Mimik mengajak masyarakat untuk memandang sungai bukan sebagai tempat pembuangan akhir, tetapi sebagai aset kehidupan yang harus dijaga keberlanjutannya.

“Sungai bukan tempat sampah. Ia adalah sumber kehidupan. Kalau kita biarkan tercemar, maka kita mencemari masa depan anak cucu kita sendiri,” ungkap Wabup perempuan pertama di Sidoarjo itu dengan nada prihatin.

Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, dinas teknis, RT-RW, tokoh masyarakat, hingga sekolah dan organisasi kepemudaan untuk memperkuat gerakan cinta lingkungan. Program edukasi lingkungan, katanya, harus menyasar dari anak-anak usia sekolah hingga orang dewasa.

“Kalau edukasi tidak dimulai sekarang, kita akan terus terjebak dalam pola lama, buang sampah sembarangan, lali panik saat banjir. Ini yang harus kita putus rantainya,”tandasnya.

Sungai Buntung selama ini menjadi salah satu titik krusial dalam sistem drainase kawasan utara Sidoarjo. Saat musim penghujan tiba, debit air yang tinggi kerap tak tertampung karena tersumbat sedimentasi lumpur dan tumpukan sampah.

Wabup Mimik mengingatkan bahwa permasalahan banjir bukan hanya bencana alam, melainkan juga bencana sosial akibat kelalaian manusia.

“Normalisasi memang solusi teknis, tapi menjaga agar sungai tetap bersih adalah solusi sosial. Pemerintah sudah melakukan pengerukan, tapi kalau masyarakat tetap buang sampah ke sungai, itu seperti menimba air dengan keranjang,”katanya blak- blakan.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Pemkab Sidoarjo akan menggencarkan kampanye sadar lingkungan, pemasangan papan peringatan larangan buang sampah di sungai, serta pelibatan komunitas lokal dalam program adopsi sungai di masing-masing kecamatan.

Sidak Wabup Mimik ke Sungai Buntung bukan sekadar agenda birokratis, melainkan bagian dari upaya besar untuk menanamkan kesadaran bahwa lingkungan hidup yang bersih dan sehat adalah hak sekaligus tanggung jawab bersama.

Kehadiran seorang pemimpin daerah di tengah masyarakat, menyusuri sungai yang kotor dan menyapa warga secara langsung, memberi pesan kuat: bahwa perubahan tidak hanya lahir dari kantor, tetapi dari aksi nyata di lapangan dan teladan dari atas.

Dengan wajah serius namun penuh kepedulian, Wabup Mimik menutup kunjungannya dengan pesan sederhana namun sarat makna, Mari jaga sungai kita. Bukan untuk hari ini saja, tapi untuk masa depan yang lebih baik.”( ED s )

Get real time updates directly on you device, subscribe now.