Wabup Sidoarjo Kunjungi Nenek Muslikah yang Hidup Sebatangkara, Serahkan Bantuan dan Minta Masyarakat Peduli Sesama
SIDOARJO~www.pilarcakrawala.news|Pagi itu di Desa Keper, Kecamatan Krembung, tampak suasana hangat dan haru menyelimuti rumah sederhana milik seorang nenek renta bernama Muslikah. Di usia senjanya yang ke-76 tahun, ia harus menjalani hidup sebatangkara, tanpa pendamping, tanpa anak, hanya ditemani kenangan dan kesabaran. Namun hari Minggu, 11 Mei 2025, menjadi hari yang berbeda. Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana hadir langsung menjenguknya, memberikan semangat, serta menyerahkan sejumlah bantuan.
Nenek Muslikah, yang lahir tahun 1949, mengalami kelumpuhan pada kakinya. Setiap hari ia hanya bisa berbaring atau duduk di atas ranjang lusuhnya. Untuk ke kamar mandi, ia harus menyeret tubuhnya dengan ngesot karena tidak mampu berdiri, apalagi berjalan. Tak ada yang mendampinginya—ia benar-benar hidup sendiri.
Anak semata wayangnya telah tiada sejak beberapa tahun lalu. Sejak itu pula, menantu dan dua cucunya tidak tinggal bersamanya lagi. Meski pernah ditawari untuk tinggal bersama sang cucu, nenek Muslikah menolak. Ia tidak ingin meninggalkan rumah yang penuh kenangan, tempat segala cerita hidupnya terukir. “Ini rumah yang menyimpan kisah hidup saya,” katanya suatu waktu.
Meski dalam kondisi yang sangat terbatas, nenek Muslikah tetap bersyukur. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak tinggal diam. Melalui program permakanan, ia mendapatkan bantuan makan dua kali sehari. Kesehatannya pun ditanggung melalui BPJS Kesehatan yang dibiayai oleh Pemkab Sidoarjo. Tak hanya itu, ia juga menerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebesar Rp200 ribu setiap bulan dari Kementerian Sosial RI.
Kehadiran Wabup Hj. Mimik Idayana disambut dengan senyum tulus dari wajah tua penuh keriput itu. Senyum yang menggambarkan rasa syukur dan keikhlasan. Wabup Mimik datang bersama rombongan sekitar pukul 10.30 WIB. Turut hadir Camat Krembung, Kapolsek, Danramil, serta Kepala Desa Keper. Mereka semua menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi Muslikah dan menyampaikan kepedulian pemerintah.
Dalam kunjungannya, Wabup Mimik menyerahkan bantuan kursi roda dari Dinas Sosial Sidoarjo dan paket family kit dari BPBD. Ia juga membawakan sekantong roti dan susu kemasan. “Saya tidak membawa sembako, karena Bu Muslikah sudah tidak bisa memasak sendiri,” jelasnya. Bantuan itu merupakan bentuk nyata kepedulian, bukan sekadar simbolis.
Sebelum berpamitan, Hj. Mimik Idayana juga memberikan uang pribadi, dan menjanjikan akan mengirim kasur, daster, jilbab, serta minyak kayu putih untuk kebutuhan harian Bu Muslikah. Tak hanya itu, ia meminta doa dari Bu Muslikah agar dirinya, keluarganya, dan masyarakat Sidoarjo senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan.
Wabup Mimik juga berpesan kepada cucu dan tetangga sekitar agar menjaga dan memperhatikan nenek Muslikah. Ia menitipkan secara langsung kepada perangkat desa agar terus memantau kondisi warganya. “Kalau ada keperluan apa pun, telepon saya langsung. Saya punya ambulan 24 jam,” tegasnya.
Ia juga meminta kepada seluruh jajaran, mulai dari camat, lurah, hingga instansi vertikal seperti TNI dan Polri untuk lebih aktif turun ke masyarakat. “Kalau ada warga yang membutuhkan, segera lapor ke Pemkab. Jangan sampai ada warga kita yang luput dari perhatian,” pintanya.
Kisah Muslikah bukan hanya cerita tentang penderitaan, tapi juga tentang keteguhan, kasih sayang, dan pentingnya kehadiran negara di tengah masyarakat. Kunjungan Wabup Hj. Mimik Idayana ini menjadi simbol kepedulian pemerintah terhadap mereka yang sering kali luput dari pandangan—kaum lansia yang hidup dalam kesendirian.
“Gotong royong harus kita hidupkan. Mari saling membantu dan menyapa masyarakat sekitar. Jangan biarkan ada yang merasa sendirian dalam kesulitan,” tutupnya.( ED s )